Senin, 20 Juni 2016

Sistem Produksi Penayangan Berita diTVRI Jawa Timur



LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN

Sistem Produksi Penayangan Berita Di TVRI Jawa Timur




Di Susun Oleh :

Nama                          : Pipin Aquarista
NIM                            : 201353085
Program Studi           : Sistem Informasi
Fakultas                     : Teknik


UNIVERSITAS MURIA KUDUS
KUDUS






PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MURIA KUDUS

PENGAJUAN  JUDUL LAPORAN KKL

Nama                           : Pipin Aquarista
NIM                            : 201353085
Bidang Laporan          : Sistem Jaringan
Judul Laporan             : Sistem Produksi Penayangan Berita di TVRI Jawa Timur
Pembimbing                : Eko Darmanto, S.Kom., M.Kom
Dilaksanakan               : Semester Gasal tahun 2015/2016

                                             Kudus, 05 September 2015
                                            
                                             Yang Mengusulkan
                                            

                                             Pipin Aquarista


                                                Menyetujui :

               Koordinator KKL                                     Pembimbing



Fajar Nugraha, S.Kom. M.Kom                      Eko Darmanto, S.Kom. M.Kom   




                

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KULIAH LAPANGAN

Disusun sebagai salah satu persyaratan menempuh matakuliah Kuliah Kerja Lapangan



Laporan ini telah disahkan pada:
Hari          :                                  
Tanggal    :                                  






Ka. Progdi Sistem Informasi                                               Dosen Pembimbing


R. Rhoedy Setiawan, M.Kom                                                Eko Darmanto, S.Kom. M.Cs




RINGKASAN


Sistem Produksi Penayangan Berita di TVRI Jatim merupakan pembahasan mengenai proses dari produksi program berita yang ada. Untuk memproduksi atau membuat program adalah ide & gagasan inilah yang kemudian melalui produksi.
Proses menyiarkan berita cukup rumit. Hal ini disebabkan tim yang terlibat cukup banyak. Reporter, juru kamera maupun juru suara biasnya adalah kerbat kerja yangditugaskan di lapangan untuk meliput berita. Parakerabat kerja yang telah berhasil meliput suatu peristiwa berbobot berita di suatu tempat, belumlah selesai, mereka harus bekerja untuk memprosesnya lagi setelah berada di studio. Reporter adalah seorang prosedur bagi prosuksi berita yang ia liput, ia jugalah yang bertanggung jawab untuk memproses hasil liputan tersebut.

Kata Kunci : Sistem, Produksi, Berita, TVRI




KATA PENGANTAR


Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat, dan rahmat serta hidayat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dengan judul “Sistem Produksi Berita pada TVRI Jawa Timur”.
Penyusunan Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi S-1 pada Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus. Dengan Kulaiah Kerja Lapangan ini penulis diharapkan dapat melihat cara kerja dalam dunia nyata, sehingga dapat membandingkan teori kuliah dengan dunia kerja yang sesungguhnya.
Dan dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan hingga terselesainya laporan ini, dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:
1.      Bapak Dr. Suparnyo, SH., MS., selaku Rektor Universitas Muria Kudus.
2.      Bapak Rochmad Winarso, ST. MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus.
3.      Bapak R.Rhoedy Setiawan,M.Kom, selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi S-1 Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus.
4.      Bapak Eko Darmanto, S.Kom, M.Kom, selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu dan dengan sabar membimbing penulis guna menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini.
5.      Orang tua, yang selalu memberikan dorongan dan masukan sertamembantu baik moral maupun materi.
6.      Seluruh teman dan sahabat-sahabatku yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak kekurangannya, karena hanya Allah pemilik segala kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.


Kudus, 10 September  2015


Penulis


 

DAFTAR ISI




DAFTAR GAMBAR




DAFTAR TABEL





 

BAB I

PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Kemajuan Jaman kini menghadirkan Televisi dengan keunikan berbeda dari massa lain, baik elektronik(radio,majalah,koran, dll), karena selain dapat dilihat, media televisi juga dapat didengar (audio). Televisi merupakan perpaduan antara tiga komponen yang sering disebut trilogy televisi, yakni studio televisi, pemancar, dan pesawat penerima. Komponen tersebut yang membuat media televisi dapat menayangkan informasi dari berbagai belahan dunia. Media cetak seperti surat kabar dan majalah, radio dan televise juga termasuk sebagai media elektronik. Kita dapat mendengar dan melihat informasi baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Setelah perjalanan panjang, dunia pertelevisian dikenal istilah “jurnalistik televise”. Dari istilah terebut kemudian muncul berbagai program acara televise, salah satunya adalah program berita(News). Masih banyak para ahli jurnalistik lain yang memberikan pengertian tentang berita, namun hampir semua berpendapat bahwa unsur yang di kandung dalam berita meliputi cakupan dari kedua pendapat diatas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berita adalah suatu fakta atau ide opini aktual yang menarik dan akurat serta dianggap penting. Dari segi produksi yaitu misalkan produksi program berita, televise termasuk media komunikasi berita yang penyampaian informasi berita yang terbilang akurat. Terlihat dari cara penyampaian berita langsung dari tempat kejadian ataupun berita yang disiarkan di studio.

1.2  Perumusan Masalah

Berdasarkan  latar belakang diatas, maka dapat diambil perumusan masalah yaitu bagaimana penerapan metode penayangan pada TVRI Jawa Timur ?

1.3  Batasan Masalah

Dalam penyusunan laporan ini difokuskan membahas tentang sistem produksi penayangan berita di TVRI Jawa Timur.

1.4  Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan laporanKuliah Kerja Lapangan ini adalah :
1.             Mengetahui sistem dan lingkungan kerja pada TVRI Jawa Timur.
2.             Memberikan gambaran yang jelas tentang sistem penayangan yang digunakan untuk menyiarkan berita dari berbagai daerah .

1.5  Manfaat

Penulisan laporan Kuliah Kerja Lapagan ini mempunyai beberapa manfaat antara lain:
a.      Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan kerja di lapangan serta dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh, khususnya dibidang telekomunikasi.
b.      Bagi Pembaca
Untuk menambah wawasan dan pengalaman tentang teknologi      penayangan.
c.         Bagi Universitas Muria Kudus
Sebagai tambahan referensi khususnya bagi mahasiswa yang akan menyusun laporan Kuliah Kerja Lapangan.


1.6  Tinjauan Pustaka

Menurut Kuswati (2014), memaparkan bagaimana program Televisi Pendidikan dengan konsep dan tahapan produksi yang benar mulai dari Perencanaan sampai dengan penayangannya dengan menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara mendalam dengan narasumber. Program Director, Technical Director dan Eksekutive Producer Program Pendidikan Televisi Edukasi. Setelah keseluruhan data diperoleh penulis melakukan kategorisasi dan menginterpretasikannya, menarik kesimpulan dan saran.

1.7  Sistematika Penulisan

Penulisan laporan ini disusun secara sistematis kedalam 5 (lima) bab, masing-masing bab akan dijelaskan sebagai berikut:
          BAB I  PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan, Manfaat, Tinjuan Pustaka dan Sistematika Penulisan.
          BAB II DASAR TEORI
Pada bab ini merupakan uraian singkat dari teori dasar yang dipakai dalam laporan, agar pembaca tidak mengalami salah tafsir dari istilah-istilah penting yang digunakan dalam penulisan laporan. Hal-hal yang dimuat biasanya berupa pengertian-pengertian dan sifat-sifat yang diperlukan untuk pembahasan di bab-bab berikutnya. Apabila diperlukan, pada bagian ini dimungkinkan memuat hipotesis yang lebih terfokus/spesifik. Hipotesis (jika ada) memuat pernyataan singkat yang disimpulkan dari landasan teori atau tinjauan pustaka dan merupakan jawaban sementara (conjecture) terhadap masalah yang dihadapi, dan masih harus dibuktikan kebenarannya.
          BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini berisi tentang Gambaran Umum TVRI, Visi Misi, Program Acara, Struktur Organisasi, job description, Penghargaan TVRI Jawa Timur, dan Alamat TVRI Jawa Timur.
          BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang analisa sistem produksi penayangan berita pada TVRI Surabaya.
          BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan Saran.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi seluruh sumber yang digunakan dalam pembuatan laporan. Daftar pustaka dapat berupa buku, surat kabar, majalah, informasi dari situs internet dan lain-lain.





















BAB II

DASAR TEORI


2.1  Pengertian Sistem

Menurut Jogiyanto (2009), Sistem (system) didefinisikan dengan dua pendekatan, yaitu Pendekatan prosedur dan pendekatan komponen. Pendekatan prosedur yaitu sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur penerimaan kas, pengeluaran kas, penjualan, pembelian dan buka besar yang mempunyai tujuan tertentu. Sedangkan, pendekatan komponen yaitu sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu.

2.2  Pengertian Berita

Menurut Morissan (2008), Berita televisi adalah laporan terkini tentang fakta atau pendapat yang penting atau menarik bagi khalayak dan disebarluaskan melalui media televisi.

2.3  Pengertian Produksi

Menurut Setyobudi (2012), Produksi yaitu memvisualisasikan konsep naskah atau rundown acara agar dapat dinikmati pemirsa, dimana pada tahap ini sudah melibatkan bagian lain yang bersifat teknis (engineering), karena harus memvisualisasikan gagasan atau ide saat brainstorming maka harus menggunakan peralatan (equipment) dan operator terhadap peralatan yang dioperasikan.

2.4  Pengertian Berita Langsung

Menurut Ciptono (2006), Siaran langsung merupakan suatu proses produksi yang sesuai dengan kenyataan saat itu sehingga apa yang dilihat di televisi pemirsa merupakan gambaran nyata baik waktu maupun lokasi. Siaran langsung memiliki risiko kegagalan baik masalah teknis maupun operasional. Siaran langsung mempunyai slot waktu program yang sulit diprediksi ketepatan selesainya, sehingga seandainya acara langsung gagal, otomatis mengganggu runtutan acara berikutnya.

2.5  Pengertian Berita Tidak Langsung

Siaran tidak langsung adalah terjadi antara pengambilan gambar/liputan dengan penyiarannya ada tenggang waktu, sehingga ada kesempatan menyiapkan program lebih baik melalui proses editing.




















BAB III

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN


3.1  Sejarah TVRI Jawa Timur

TVRI Jawa Timur merupakan stasiun televisi pertama di Indonesia yang melakukan siaran berita maupun hiburan sebelum bermunculan stasiun-stasiun TV swasta. Pada mulanya TVRI Jawa Timur berdiri dengan adanya stasiun pemancar relay di Comorosewu dan Surabaya yang telah di resmikan.
TVRI Stasiun Jawa Timur berdiri pada waktu stasiun pemancar relay di Comorosewu dan Surabaya diresmikan. Kedua stasiun pemancar relay ini mulai di operasikan pada bulan Juni dan Juli 1971 dengan merelay sepenuhnya siaran dari Jakarta. Pada tanggal 3 Maret 1978 TVRI Stasiun Surabayadiresmikan, dan sejak itu TVRI Stasiun Surabaya memulai siaran secara resmi.
Siaran pertama Televisi di Indonesia berupa siaran percobaan dilakukan pada tanggal 17 Agustus 1962, dalam bentuk siaran langsung pacara Peringatan Detik-detik Proklamasi di Istana Merdeka Jakarta. Siaran secara teratur baru dapat dilakukan pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan upacara pembukaan ASIAN GAMES IV.
Oleh karena itu pada tanggal 24 Agustus  1962 diperingati sebagai hari lahirnya TVRI Stasiun Jawa Timur, tetapi pada zaman dahulu TVRI Stasiun Jawa Timur lebih dikenal dengan TVRI Surabaya. TVRI Surabaya berubah sebagai TVRI Jawa Timur karena tuntutan berbagai macam pihak. TVRI Surabaya di rasa hanya  milik orang Surabaya saja, maka digantilah sebagai TVRI Stasiun Jawa Timur. Pemberian nama ini bertujuan agar TVRI Stasiun Jawa Timur bukan hanya milik masyarakat Surabaya saja.

3.2  Visi dan Misi TVRI Jawa Timur

3.2.1   Visi

Terwujudnya TVRI sebagai media pilihan bangsa Indonesia dalam rangka turut mencerdaskan kehidupan bangsa untuk memperkuat persatuan nasional.

3.2.2   Misi

1. Membangun TVRI menjadi media perekat sosial untuk persatuandan kesatuan bangsa sekaligus media kontrol sosial yang dinamis.
2. Mengembangkan TVRI menjadi pusat layanan informasi dan edukasi yang utama.
3. Memberdayakan TVRI menjadi pusat pembelajaran bangsa serta menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan kebudayaan daerah serta memperhatikan komunitas terabaiakan.
4. Membudayakan TVRI menjadi media untuk membangun citra bangsa dan negara Indonesia di dunia Internasional .

3.3  Program Acara

3.3.1   Berita, Informasi dan Olahraga

        Berita, informasi dan olahraga yang diproduksi oleh TVRI Jawa Timur adalah sebagai berikut :
1.        Jawa Timur dalam Berita
2.        Jula - Juli
3.        Mata – Mata
4.        Karwo sambang Deso
5.        Astaga
6.        Track Record
7.        Jatim Sepekan
8.        Pesona Nusantara
9.        Zoom
10.    Laporan Khusus
11.    Plesiran
12.    Pariwisata
13.    Pelangi Desa
14.    Ajang Wadul
15.    Suara Dewan
16.    Pariwisata Budaya

3.3.2   Non Berita – Hiburan

        Non berita – hiburan merupakan program acara yang diproduksi oleh TVRI Stasiun Jawa Timur yang menarik dan menghibur pemirsa khususnya Jawa Timur uang disuguhkan dengan kemasan yang cukup menarik. Program acara yang diproduksi TVRI Stasiun Jawa Timur sebagai berikut :
1.        Pariwisata
2.        Ketoprak
3.        Lenggang Goyang
4.        Gita Nurani
5.        Inovasi
6.        Belajar Baca Al Qur’an
7.        Icip – Icip
8.        Kabaret
9.        Dialog Kesehatan
10.    Wayang Orang
11.    Wayang Kulit
12.    Fantasi
13.    Lawak
14.    Mujizat
15.    Ananda
16.    Musik Dangdut
17.    A S A L A M

3.4    Struktur Organisasi TVRI Jawa Timur

Adapun Struktur Organisasi pada stasiun TVRI Jawa Timur ditunjukkan pada Gambar 3.1 sebagai berikut :

Gambar 3. 1 Struktur Organisasi TVRI Jawa Timur
Sumber : Wahid Jallaludin A (2010)


3.5    Job Description TVRI Jawa Timur

3.5.1   Profesi di Bidang Berita

1.      Prosedur
Produser yaitu pimpinan dari suatu produksi dan diatas produser ada produser eksekutif (kepala stasiun) dan produser pelaksana (kepala bidang).
2.      Reporter
Reporter yaitu orang yang bertugas melakukan liputan kelapangan (hunting berita ataupun undangan) dan mencatat data-data yag akan dibuat menjadi naskah suatu berita yang kemudian ditayangkan.
3.      Kameramen
Kameramen yaitu orang yang bertugas mengoperasikan perangkat alat rekam  seperti kamera untuk didokumentasikan.
4.      Penyiar
Penyiar bertugas sebagai pembaca berita atau host yang membawakan suatu jenis acara tertentu.
5.      Pengarah acara (Program Director)
1 minggu 1 kali menjadi Program Director. Pengarah acara bertanggung jawab terhadap siaran. Pengarah acara juga menangani berita harian dan paket siaran.
6.      Assisten Pengarah Acara (FD / Floor Director)
Assisten Pengarah Acara (FD) bertugas membantu tugas dari Program Director. FD bertugas memberikan kode-kode siaran langsung kepada penyiar (host) sebagi tanda masuk dan keluar siaran.
7.      Dokumentasi (Teleprompter)
Dokumentasi bertugas menyimpan data-data seperti kaset rekaman atau video yang diliput. Dokumentasi juga bertugas mengoperasikan jalannya teks pada komputer yang dihubungkan kepada monitor penyiar saat sedang terjadinya siaran.
8.      Editor
Editor bertugas mengedit, memprogram video yang akan ditampilkan.
9.      Redaksi  (EIC)
        Keredaksian :
a.          Melakukan penugasan liputan
b.         Melakukan koreksi naskah (Struktur kalimat penggunaan 5W+1H, keefektifitasan, balance beritanya)
c.         Dubbing , yaitu mengedit suara dari video melalui studio dubbing sehingga dapat dilakukan penyesuaian pada saat berita disiarkan.
d.         Editing
e.         Sinkronisasi
f.          Mengirimkan berita ke Jakarta (TVRI Nasional)
g.         (A, 2013)Melakukan penyusuan berita.
10.  Komputer grafik yaitu orang yang bertugas menangani tampilan pada siaran (layout).
11.  Keuangan
Seorangkeuangan harus mengerti siklus akuntansimenjalankan prosedur standar dari siklus akuntansi tersebut dan memahami sistim keuangan yang di berlakukan baik itu berupa pengajuan uang muka, pelaporan dari penggunaan uang muka maupun penerimaan dan pengeluaran uang pada rekening bank dan pada kas keuangan. Seorangkeuangan harus dapat mengoperasikan program aplikasi Word dan Exel pada komputer.
12.  Teknik (Tehnisi)
Posisi ini adalah salah satu posisi vital. Seorang teknisi harus memahami sistim operasi komputer, kerusakan hardware dan software. Teknisi di bagian penyiaran harus memahami bagaimana sistim frekuensi, modulasi, perbaikan peralatan dan mendukung sepenuhnya jalannya penerbitan dan penyiaran radio dan televisi. Dia harus dapat melakukan komunikasi dan membangun kontak profesional dengan pihak luar sehubungan dengan beratnya kerusakan peralatan di lingkungan media.

3.5.2        Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Produksi

1.  Produser
     Produser adalah seorang yang bertanggung jawab terhadap perencanaan suatu acara siaran. Seorang produser harus mempunyai kepekaan dalam hubungannya dengan kepentingan audience / public, sehingga setiap ide yang diproduksi dapat mewakili kepentingan penonton.
2.  Director / Program Director (Pengarah Acara)
     Program directoradalah orang yang mempunyai profesi untuk melaksanakan  ide dari  produser  menjadi  suatu  karya audio  visual. Naskah  dari  produser  harus  dapat  diterjemahkan  oleh  pengarah  acara  ke dalam  suatu  susunan  gambar  dan  suara.  Pengarah  acara  bertugas  untuk mengatur  dan  mengendalikan  produksi  suatu  acara  siaran  hingga  pada penayangannya. Dalam  melaksanakan  tugasnya,  pengarah  acara  bertindak  sebagai pimpinan  dan  panutan  dari  seluruh  kerabat  kerjanya.
3. Technical Director(TD)
     Technical  Director adalah  seorang  yang  bertanggungjawab  penuh  dalam mempersiapkan segala peralatan dan tenaga teknik yang diperlukan dalam setiap  produksi  acara  siaran  televisi.   Ia  juga  selalu  memberikan  saran yang bersifat teknis kepada Program Director (Pengarah Acara)pada saat pertemuan produksi.
4.  Floor Director(FD)
     Floor  Director biasanya  dirangkap  oleh  Assistant  Director  yang merupakan  wakil  Pengarah  Acara  di  dalam  studio,  dimana  FD  akan bertindak  sebagai  penghubung  dalam  menyampaikan  pesan-pesan Pengarah  Acara  kepada  kerabat  kerja  dan  para  artis  berupa  tanda-tanda saat akan di mulai dan berakhirnya suatu adegan atau suatu acara.

5.  Lighting Director
     Lighting Directorbertanggungjawab terhadap keberhasilan tata cahaya di studio baik secara artistik maupun membuat keadaan natural sesuai dengan tuntutan naskah.
6.  Audio Technician(Penata Suara)
     Penata  Suara  yaitu  petugas  teknisi  yang  mempunyai  profesi  khusus mengatur  perimbangan  suara  dari  berbagai  sumber,  dengan  jalan melakukan perekayasaan dalam penempatan mikrofon dan mengatur level suara melalui peralatan audio system.
7.  Switcher
     Switcherbertugas untuk pergantian gambar baik atas permintaan Pengarah Acara atau sesuai dengan shooting scriptyang telah disusun sebelumnya.
8.  Editor(Penyunting / Pemadu Gambar)
     Editor bertugas  untuk  menyeleksi,  memadukan  gambar  dan  suara  sesuai dengan  naskah  atau  shooting  script,  agar  gambar  dan  suara  menjadi sinkron  dan  menjadi  suatu  paket  acara  siaran  sesuai  dengan  yang  di kehendaki oleh naskah.
9.  Camera Operator
     Camera Operatoradalah  orang  yang  mengoperasikan  kamera  guna  menghasilkan  gambar sesuai  dengan  perintah  Pengarah  Acara  atau  tuntutan  shooting  script.   Itu sebabnya  seorang  kamerawan  adalah  tangan  kanan  Pengarah  Acara,  karena harus  selalu  berhubungan  agar  memudahkan  untuk menginterpretasikan  rasa seni yang dimiliki oleh seorang Pengarah Acara. Seorang kamerawan harus mempunyai rasa seni, terutama seni komposisi gambar.

3.6  Penghargaan TVRI Jawa Timur

Beberapa penghargaan yang pernah diraih oleh TVRI Jawa Timur ditunjukkan pada Tabel 3.1 yaitusebagai berikut:

Tabel 3. 1 Penghargaan yang diraih TVRI Jawa Timur
Sumber : Elen Kristiani (2010)

3.7  Logo TVRI Jawa Timur

Sejak didirikan TVRI Jawa Timur sampai dengan saat ini telah dilakukan beberapa kali pergantian logo seperti ditunjukkan pada Gambar 3.3  yaitu sebagai berikut :

Gambar 3. 2Logo TVRI Jawa Timur

3.8  Peta Lokasi TVRI Jawa Timur

TVRI Jawa Timur Stasiun televisi yang dibangun diSurabaya, Indonesia. Alamat dari TVRI Jawa Timur yaitu Jl.Mayjen Sungkono 124 Surabaya 60189 East Java, Indonesia. Pada gambar 3.4 adalah alamat TVRI Jawa Timur :

Gambar 3. 3 Peta Lokasi TVRI Jawa Timur
Sumber : Google Maps (2015)









BAB IV

PEMBAHASAN


4.1  Proses Produksi Berita TVRI Jawa Timur

Proses penyiaran berita cukup rumit. Hal ini disebabkan tim yang terlibat cukup banyak. Reporter, juru kamera (lightingman) maupun juru suara (soundman) biasanya adalah kerabat kerja yang ditugaskan dilapangan untuk meliput berita. Para kerabat kerja yang telah berhasil meliput suatu peristiwa berbobot berita disuatu tempat itu belum selesai, mereka harus bekerja untuk memprosesnya lagi setelah berada di studio. Reporter adalah seorang Produser bagi produksi acara berita yang di liput, reporter jugalah yang bertanggung jawab untuk memproses hasil liputan tersebut sekembalinya ke studio dari tempat liputan.
Pada tahap awal, ada dua pendekatan yang dapat dilakukan oleh reporter untuk mengolah hasil liputan. Pendekatan pertama harus dapat menyusun atau menulis naskah berita terlebih dahulu. Seorang reporter harus memiliki bebberapa pertimbangan khusus :
1.    Data yang dikumpulkan dilapangan cukup memadai untuk disusun sebagai sebuah berita.
2.    Gambar visual yang direkam oleh juru kamera cukup banyak sehingga dapat memnuhi durasi untuk berita yang akan disusun oleh reporter. Juru kamera akan membuat Shots List Reporter akan dapat mengetahui gambar apa yang akan memvisualisasikan komentar berita tersebut.
Setelah dua pertimbangan tersebut, maka reporter sudah dapat memulai untuk menyusun berita yang sudah diliput. Mengenai durasi lebih baik dibuat oleh reporter, ini perlu dikoordinasikan dengan editor-in-chief atau kepala redaksi, sesuai dengan kebutuhan secara total dari durasi bulletin berita. Biasanya sebuah berita 1 hingga 2,30menit.
Pendekatan kedua adalah mendampingi tipe editor atau penyunting gambar untuk menyunting gambar hasil liputan di lapangan. Sebenarnya, penyunting gambar dapat bekerja sendiri, tanpa haris didampingi oleh reporter. Tetapi perlunya reporter mendampingi penyunting gambar, maka tidak menuntut kemungkinan bahwa alur berita yang disusun oleh reporter tersebut tidak sesuai atau “jumping”. Yakni apa yang diuraikan oleh reporter kedalam naskah berita disisipi soundbite yang isinya tidak sesuai dengan perihal yang diungkapkan di dalam komentar.
Dalam proses produksi ini, TVRI Jawa Timur menggunakan Pinnacle Studio untuk mengedit berita. Berikut adalah gambaran software Pinnacle ditunnjukkan pada Gambar 4.1 :

Gambar 4. 1 Software Pinnacle

4.2  Proses Produksi Berita

4.2.1   Meliput Peristiwa

Reporter TVRI Jawa Timur meliput peristiwa berdasarkan topik yang dibuat oleh penanggung jawab bagian  pemberitaan.  Topik  tersebut  ditempel  pada  papan sebagai  arahan reporter dalam mencari berita. Tidak ada keharusan  reporter mengambil topik yang  telah  disiapkan  karena  topik  tersebut  hanyalah  panduan jika reporter tidak memiliki ide untuk liputannya.
Reporter  bekerjasama  menjadi  satu  tim  dengan  kameraman.  Dalam peliputan  media  televisi,  keduanya  tak  terpisahkan  karena  komponen  tayangan berita  adalah  narasi  dan  gambar.  Sebelum  reporter  dan  kameraman  melakukan liputan,  keduanya  melakukan  diskusi  mengenai  informasi  yang  akan  diliput .Diskusi  tersebut   berisi  konfirmasi  narasumber,  lokasi peristiwa, ataupun gambar yang  akan  diambil  sebagai  pelengkap.  Dengan  adanya diskusi akan memudahkan keduanya  jika  salah  satu  hal  masih  belum  ada  kejelasan,  contohnya  narasumber tiba - tiba  tidak  bisa  diwawancara  ataupun  terjadi  hambatan  dalam  pengambilan gambar.  Reporter  dituntut  bekerja  cepat  mencari  alternative  informasi  atau narasumber  lain.  Reporter harus  memiliki banyak link dengan narasumber baik di pemerintahan  maupun  masyarakat  umum.  Hal  ini  akan  memudahkan  jika sewaktu - waktu dimintai konfirmasi  menanggapi  suatu permasalahan.
Dalam  sehari  reporter  dituntut  untuk  meliput dua  informasi  yang  akan dijadikan  berita. Hal tersebut berkenaan dengan target siaran  TVRI Yogyakarta yakni 14 hingga 16 item berita. Berita dapat dicari dimana saja namun ada beberapa tempat yang  bisa  dijadikan  alternative,  salah  satunya  di  gedung  anggota  dewan  karena ada agenda  rutin yang terpasang serta materi bahasannya. Reporter dapat memperluas  jaringan  dengan  wartawan  media  lain  karena dapat  membantu  jika  terjadi  kekurangan  data  atau  saling  mengkonfirmasi  ketika ada  informasi  yang  diliput.  Reporter TVRI Jogja mendapat hak istimewa  dalam melakukan peliputan di ruang publik. Karena kredibilitasnya  sebagai stasiun milik pemerintah  serta  kedisiplinan  kode  etik jurnalistik,  narasumber dari pihak pemerintah akan mudah untuk dimintai konfirmasi.
Reporter  harus  menyusun  pertanyaan yang akan diajukan serta  memahami benar  informasi  yang  akan  diliput.   Hal  tersebut  untuk  memudahkan  reporter mengembangkan  pertanyaan.  Untuk  menambah pengetahuan tentang topik yang akan diliput bisa melalui browsing di internet ataupun membaca Koran. Ketika dihadapkan dengan liputan tiba - tiba, contohnya kecelakaan, pemboman, penangkapan  bandar  narkoba,  dan  lainnya,  reporter  harus  sigap  menyusun pertanyaan, serta mencari narasumber yang berkompeten.

4.2.2   Menentukan Narasumber dan Melakukan Wawancara

Dalam  menggali  informasi  dibutuhkan  narasumber  sebagai  penguat  dan saksi  mata.  Narasumber bisa dari korban, pelaku,  keluarga, tetangga yang melihat langsung  ataupun  berkompeten  dimintai  konfirmasi.  Narasumber  juga  bisa  dari para ahli ataupun masyarakat yang menanggapi masalah  tersebut. Reporter  harus  menguasai  teknik  wawancara.  Sebuah  wawancara  harus berlangsung  terarah  dan  tepat  sehingga  informasi  yang  dibutuhkan  dapat  keluar dari  narasumber  secara  maksimal.  Reporter  selaku  pewawancara  harus  mampu mengembangkan  pertanyaan  dari  jawaban  narasumber.  Jika  narasumber  keluar dari  arah  pertanyaan,  reporter  diperbolehkan  mengulangi  pertanyaan.  Namun seorang  reporter  tidak  diperbolehkan  terlalu  sibuk  dengan  pertanyaannya  dan terkesan  overacting. Hal tersebut akan menghilangkan sudut balance dari sebuah informasi.
Manfaat  dilakukan  sebuah  wawancara  adalah  penonton  secara psikologis dapat  merasakan  dan  memahami permasalahan yang ada dengan melihat langsung wajah narasumber. Reporter harus mampu mengambil moment   dimana orang yang diwawancarai  mengeluarkan  jiwanya dan mampu memberikan  dampak dramatis.

4.2.3   Pengambilan Gambar

Setelah  melakukan  wawancara  dan  melengkapi  data,  reporter berdiskusi dengan kameraman  tentang gambar  yang dibutuhkan.  Reporter menjadi produser  di  lapangan  dan  kameraman  sebagai  sutradaranya.   Dalam  pengambilan gambar  reporter  dituntut  untuk  secara  jelas  mengarahkan  gambar  yang dibutuhkan.  Jika terjadi  kekurangan  gambar,  dapat  ditambah  dengan  gambar  lain dari data sebelumnya  yang   berhubungan  dengan  tetap mencantumkan  tanggal gambar  diambil.

4.2.4   Penulisan Naskah Berita

Kegiatan  yang  dilakukan  setelah  melakukan  peliputan  adalah  menulis naskah.  Dalam  penulisan  naskah,  terbagi  atas  tiga  bagian  yaitu  lead / intro berita, badan berita, dan penutup.
A.           Intro atau Lead
Merupakan  rangkuman  dari  seluruh unsure terpenting dari  suatu  berita.  Pada  bagian  inilah  reporter  harus  memuat  fakta  yang  penting yang  sebisa  mungkin  mengandung  unsur  5  W,  yaitu  what, where, when, why, who. Intro  berfungsi untuk menarik perhatian penonton agar menyimak berita tersebut dari awal hingga  selesai.
B.        Badan Berita
Merupakan  rangkaian  penjabaran  dari  lead  yang  ada. Narasi pada badan berita  harus  dibuat  secara  berurutan.  Hal  tersebut  bertujuan agar  berita  yang  disajikan  mudah  di  pahami  penonton.  Dalam  menulisbadan berita  struktur  penceritaan  berita  tidak  meloncat -loncat.  Setiap  perkembangan fakta  atau  informasi  harus  diselesaikan  sesuai  alurnya baru setelah itu pindah ke alur berikutnya.

C.        Penutup Berita (Ending)
  Untuk  membuat  ending  sebuah  berita, reporter harus mengacu kepada intro atau lead  yang telah dibuat. Penutupan harus terkait  dengan  awal  cerita  guna  menjaga  keutuhan  cerita.  Penutup  berita  harus disajikan  secara  baik,  tajam,  tegas,  dan  kuat sehingga berita yang disajikan dapat dipahami secara keseluruhan.

4.2.5    Dubbing

          Mengisi suara (dubbing) untuk paket reporter (cut spot) dapat dilakukan dengan dua cara.
          Cara yang pertama adalah dengan merekam suara reporter terlebih dahulu sebelum menyunting gambar dimulai.Tahapannya adalah setelah naskah selesai disusun oleh reporter lalu diserahkan kepada editor-in-chief (kepala redaksi) untuk dikoreksi.Setelah itu, reporter, redaktur, atau writer (penulis) menulis naskah yang telah diperbaiki (rewriting) dan naskah pun siap untuk dibacakan.Reporter seringkali juga diminta menyiapkan pita kaset untuk merekam suaranya.Jika semuanya suah siap semua, reporter menuju ruang penyuntingan gambar dan minta kepada mereka untuk menyiapkan rekaman suara melalui pita kaset yang sudah disediakan oleh reporter.Apabila tahap ini selesai, reporter bisa meminta kepada penyunting gambar tersebut untuk menyunting gambar hasil liputan sebagi visualisasi dari komentar reporter yang baru saja direkam. Langkah ini akanlebih baik, karena suntingan gambar, akan dapat menyesuaikan isi berita yang baru saja direkam oleh reporter tersebut. Jika tidak sesuai, maka sebaiknya juru kamera membuat shot list yang beisikan jenis jenis shot dan uraian kegiatan yang berhasil direkam. Jika dibuat skema, maka tahapan kerja tersebut menjadi sebagai berikut. Cara yang kedua yakni dengan merekam suara secara langsung pada gambar yang sudah disunting kemudian membuat naskah komentarnya. Jika langkah kedua ini yang ingin ditempuh, maka ia hanya baru bisa mengisi suara (voicing over atau dubbing) setelah naskah dikoreksi oleh editor-in-chief dan gambar yang telah selesai disunting. Untuk selanjutnya proses perekaman sama dengan proses pertama yaitu ditangani oleh penyunting gambar. Jadi sekali lagi cara kedua inimemiliki kelemahan, terutama dalam hal sinkronisasi antara gambar dan komentar, demikian terhadap durasinya.

4.2.6   Unsur Grafik Dalam Berita

Grafik dapat dimanfaatkan sebagai bagian dalam penyajian berita. Pemakaian grafik sebagai nuansa lain dalam memberikani nuansa lain dalam memberikan ilistrasi penyajian gambar adalah ide yang baik. Pemirsa seringkali merasa bosan dengan selalu melihat gambar-gambar orisinal bergerak dalam visualisasi berita. Penempatan grafik apakah dalam bentuk membuat penyajian jauh lebih menarik daripada hanya terdiri dari gambar utama saja. Grafik dapat membantu menjelaskan fakta yang divisualkan pada saat yang bersamaan sama halnya dengan naskah komentar saat menguraikan peristiwa. Salah satu hal yang perlu diingat apabila kita menggunakan grafik yaitu biarkan tulisan tersebut berada agak alam dilayar untuk memberikan kesempatan pemirsa membaca hingga seluruhnya terbaca dalam kecepatan sedang.
Artinya kecepatan membaca yang diperkirakan dapat dilakukan oleh sebagian besar pemirsa adalah patokan lamanya sebuah tulisan berada pada layar televisi. Hal lain yang perlu diingat adalah komentar yang ditulis reporetr tidak boleh lagi melakukan pengulangan terhadap apa yang sudah ditulis dalam grafis, kecuali memberiakn ulasan yang lebih bersifat umum untuk memberikan kesempatan membaca grafis kepada pemirsa. Gambar-gambar dokumentasi juga dapat dimanfaatkan sebagai background sejauh masih memiliki ketertkaitan dengan berita yang sedang disunting.

4.3  Teknik Siaran TVRI Jawa Timur

4.3.1        Teknik Siaran Langsung (On Air)

  Siaran langsung dapat dilakukan didalam studio maupun di luar studio. Siaran di dalam studio misalnya siaran acara/program talk show, dialog dan sebagainya. Siaran di luar studio misalnya liputan acara yang sifatnya resmi misalnya acara kenegaraan seperti upacara 17 Agustus, sidang pleno DPR, pertandingan final olah raga piala sudirman dan sebagainya. Proram- program siaran langsung biasanya sangat ditentukan oleh waktu yang tidak dapat diubah dan pada saat itu juga harus disiarkan ke publik. Berarti antara pengambilan gambar/liputan dengan penyiarannya bersamaan. Jadi editingnya dilaksanakan secara langsung (on line) pada studio mini yang diset di lokasi acara berlangsung. Panduan editingnya menggunakan urutan acara dan EDL (editing dicision list) yang dibuat oleh editor. Liputan seperti ini biasanya berbentuk laporan pandangan mata oleh reporter TV.
Teknik siaran langsung di dalam studio dapat dijelaskan seperti pada gambar 4.2 ilustrasi berikut ini.

Gambar 4. 2 Teknik Siaran Langsung Didalam Studio

Sumber : Jogie (2010)
Sedangkan teknik siaran langsung di luar studio dapat dijelaskan seperti gambar 4.3 ilustrasi berikut ini:
Gambar 4. 3 Teknik Siaran Langsung Diluar Studio
Sumber : Jogie (2010)

4.3.2    Teknik Siaran Tidak Langsung (off air)

Siaran tidak langsung terjadi antara pengambilan gambar/liputan dengan penyiarannya ada tenggang waktu, sehingga ada kesempatan menyiapkan program lebih baik melalui proses editing. Dengan demikian liputan yang dilakukan adalah pengambilan materi siaran yang selanjutnya dikirim ke editor untuk dilakukan editing program. Setelah rekaman program diedit dan sudah menjadi kaset video program atau dalam bentuk lain, maka pada waktu akan disiarkan kaset tersebut disiapkan di studio pengendali dan diputar kembali. Keluaran audio dan videonya disalurkan ke pesawat pemancar untuk dipancarkan melalui antena. Dari antena dipancarkan dan diterima dan dipancarkan stasiun bumi ke satelit lalu dipancarkan ke bumi kembali dan diterima stasiun relay untuk dipancarkan ke rumah-rumah penduduk di wilayahnya. Sebagai contoh rekaman program sinetrom, drama, sepak bola yang siarannya ditunda, berita, kuis, dan sebagainya.
Teknik siaran tidak langsung dapat dijelaskan seperti gambar 4.4 ilustrasi berikut ini:

Gambar 4. 4 Teknik Siaran Tidak Langsung
Sumber : Jogie (2010)

4.4  Prosedur Pengoperasian

   Yang paling utama dari prosedur pengoperasian adalah keruntutan dan kesinambungan dari program siaran. Sehingga tidak sampai ada jeda gambar tayangan yang disiarkan ke pemirsa. Suatu hal yang tidak baik bila pemirsa disuguhi dengan frame kosong apalagi terus muncul caption yang berbunyi ” maaf siaran terganggu karena ada kesalahan teknis”. Sungguh ini akan membuat penonton tidak percaya, menilai kurang profesional dan sebagainya lalu pindah pada stasiun pemancar yang lain yang berarti meninggalkan stasiun itu. Oleh karena itu program siaran harus sudah siap sebelum waktu siaran dimulai. Untuk tayangan langsung mungkin lebih mudah karena sifatnya hanya menayangkan acara yang sedang berlangsung, sehingga tinggal membuat variasi gambar yang ditayangkan. Hal ini diperlukan kecermatan bagi sutradara untuk memilih gambar mana yang sesuai dari karya kamerawan yang yang satu dengan yang lain atas instruksi sang sutradara atau improvisasi kamerawan itu sendiri. Semua gambar yang ditayangkan akan direkam di VTR sebagai arsip tayangan program yang sewaktu-waktu bisa ditayangkan kembali atau menjadi bahan untuk program pengembangan menjadi program sajian baru yang lebih menarik. Setelah siap program tayangan sutradara tinggal memberi perintah kepada operator pemancar maupun switcher/VTR untuk on air. Setelah itu siaran harus berlangsung tidak terputus dari program yang satu ke program yang lain sampai pada akhir program ditutup oleh presenter atau penyiar dan muncul gambar cue penutup dan musik tune sebagai tanda pemancar segera off air.












BAB V

PENUTUP


5.1  Kesimpulan

Pilihan program tayangan televisi menentukan arah pengaruh positif atau negatif seluruh pemirsa pada umumnya dan generasi muda pada khususnya. Karena itu perlu adanya usaha yang sengaja untuk mendidik masyarakat (termasuk murid, guru dan orang tua murid) agar dapat secara selektif menerima pesan-pesan media massa yang mereka terima. Oleh karena itu, peranan para ahli dari berbagai disiplin ilmu (seperti psikologi, ahli kebudayaan, ahli pendidikan, ahli hukum) sangat diperlukan untuk menyeleksi program-program tayangan televisi.

5.2  Saran

Untuk mengembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran pada TVRI Jawa Timur, yaitu :
1.      Sebaiknya dilakukan perawatan dan pengecekan terhadap alat-alat jaringan yang mendukung produksi berita.
2.      Sebaiknya sistem pengkabelan audio dan video lebih ditata dengan rapi dan dipasang secara permanen sehingga tidak sering terjadi kerusakan pada kabel tersebut.
3.      Ruang server IT dan ruang Master control ditempatkan pada satu ruangan ataupun dengan jarak yang lebih dekat agar lebih efektif dan efisien dalam hal pengontolan daya dan peralatan.






DAFTAR PUSTAKA

 

A, W. J. (2013, Januari 12). Proses Produksi Berita di TVRI Stasiun Yogyakarta. Dipetik September 13, 2015, dari DocSlide: http://www.slideshare.net/ucilwistau/laporan-kkl-wahid-98
Jogie. (2010, Juni 17). Penyiaran TV. Dipetik September 19, 2015, dari Jogie Berbagie: https://jogie.wordpress.com/hang-tuah/modul-pelajaran/smk-broadcasting/penyiaran-tv-lanjutan/
Kuswati, H. (2014). Perencanaan dan Produksi Program Televisi Pendidikan di Televisi Edukasi. Jurnal Komunikologi , 85.
Maulana, A. (2015, Juli 12). Sistem Penayangan Berita di TVRI Jatim. Dipetik September 03, 2015, dari DocSlide: http://dokumen.tips/documents/laporan-kkl-sistem-an-berita-tvri.html
Morissan. (2008). Perencanaan Produksi Berita Di MTA TV. Jurnalistik Televisi Mutakhir , 51.
Setyobudi, C. (2012). PROSES PRODUKSI PROGRAM TALK SHOW “REDAKSI 8” PADA TELEVISI LOKAL TEPIAN TV SAMARINDA. Journal Ilmu Komunikasi , 55.